Headlines Temajuk News :
Home » , , , » Pengalaman Pengabdian Da’wah di Desa Sepinggan Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.

Pengalaman Pengabdian Da’wah di Desa Sepinggan Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.

Written By Menara Sambas on Senin, 17 Oktober 2016 | 02.30


Kampus Da'wah STID Mohammad Natsir 
Temajuk News | Agustinah merupakan salah seorang dari  12 anak Sambas yang ditugaskan berda’wah di daerah masing-masing tepatnya di Kecamatan Semparuk. Lebih khusus lagi  Penulis melaksanakan tugas da’wah di kampung halaman sendiri yaitu Dusun Sepinggan Gelik Kecamatan Semparuk Kabupaten

Sambas. Dusun Sepinggan Gelik adalah salah satu dari empat dusun yang ada di Desa Sepinggan dan merupakan daerah yang dekat dengan kota kecamatan.
Pembangunan di daerah Kecamatan Semparuk  sudah mulai ada, berbagai fasilitas juga mudah diperoleh seperti listri, transportasi, fasilitas komunikasi seperti internet, dan lain-lain. Untuk sampai ke Kecamatan Semparuk  kita  harus menempuh perjalanan selama 7 jam dengan menaiki bus dari Ibu kota Pontianak. Sedangkan untuk sampai ke Dusun Sepinggan Gelik dari daerah kecamatan  memerlukan waktu selama 30 menit dengan melewati jalan darat atau selama 1 jam apabila melewati jalan sungai.
Kecamatan Semparuk merupakan  daerah  dataran rendah yang dikelilingi oleh  sungai dan muara. Sebagian besar daerah kecamatan semparuk adalah lahan pertanian, perkebunan, dan semak samun. Adapun suku yang terdapat di Kecamatan Semparuk mayoritas  adalah Melayu, seangkan suku minoritas adalah China, dan Dayak. Hampir 85 % masyarakat Kecamatan Semparuk beragama Islam, sedangkan 15 % beragama Kong hu chu dan Kristen. Pengetahuaan tentang agama Islam bisa dikatakan sudah maju, dan masyarakat sudah mengamalkan Islam dengan biak meski belum sepenuhnya.
Pada bulan Mei 2012, Kecamatan Semparuk memiliki jumlah penduduk sekitar 28.028 jiwa dengan luas daerah 90,15 Km2 . Mayoritas penduduk (70%) adalah petani dengan kegiatan rutinitas harian mereka adalah menanam padi. Selain padi, mereka juga menanam hasil pertanian lainnya sebagai usaha sampingan yaitu sawit, tebu dan jeruk Sambas. Sedangkan selebihnya bekerja sebagai PNS (15%), pedagang /swasta( 5%), dan nelayan ( 10 % ). Keadaan perekonomian masyarakat dinilai masih rendah dan belum meningkat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang tidak mampu dan memiliki pendapatan yang rendah. Keadaan inilah yang mendorong masyarakat bersikap materialistik dan saling berlomba dalam meningkatkan taraf hidup mereka.
Ternyata berda’wah di negeri sendiripun tidak kalah sulitnya dengan berda’wah di daerah pedalaman. Kebingungan mulai menyelimuti hati dan fikiran penulis setelah seminggu penulis di kampung halaman. Bingung bagaimana caranya memulai gerak dan mengatur langkah sebagai seorang da’iah. Waktu berlalu begitu saja sehingga rasa putus asa pun mulai menghampiri. Pada waktu itu tidak ada lagi tempat  mengadu selain Allah, para asatidz dan orang tua. Namun dengan rahmat Allah SWT, setelah berkonsultasi dengan para asatidz di Sambas dan Jakarta, jalan-jalan da’wah mulai kelihatan meski yang penulis lakukan masih sangat kecil jika dibandingkan dengan para da’i lainya.
Langkah awal yang penulis tempuh untuk memulai kegiatan da’wah adalah memahami keadaan social budaya masyarakat, kemudian menganalisa peluang-peluang da’wah yang ada. Setelah itu mulai membuat perencanaan da’wah. Pada waktu yang sama penulis juga sering  berkonsultasi kepada teman-teman dan para Asatidz  sehingga  salah seorang ustadz  memberikan penulis  modal sekeping papan tulis untuk mulai bergerak. Alhamdulillah dengan bantuan Allah kemudian dengan  modal sekeping papan tulis itulah penulis akhirnya bisa menggerakkan berbagai kegiatan da’wah di rumah seperti mengajarkan tulis baca Al-Qur’an, menghafal surah-surah pendek,  dan mengajarkan bahasa Arab. Selain itu, pada hari senin dan jum’at penulis juga mengajar TPA di SD No. 7 yang berdekatan dengan rumah kediaman penulis. Melalui TPA ini lah kemudian penulis mulai menyapa para remaja untuk belajar mengaji, dan mengikuti kajian ilmu yang dilakukan dirumah penulis pada ba’da maghrib setelah mengajar mengaji. Semangat remaja dalam menuntut ilmu agama tampak sangat tinggi. Hal ini dapat terlihat dari keingin tahuan mereka tentang agama Islam yang tergambar melalui berbagai pertanyaan yang mereka ajukan. Alhamdulillah, saat ini anak-anak sudah ada yang bisa membaca al-Qur’an dan menghafal beberapa surah juz amma.
Setelah tiga bulan, langkah da’wah penulis lanjutkan dengan mengadakan pengajian remaja pada setiap pagi ahad. Kegiatan ini diikuti oleh remaja dan anak-anak yang mengikuti TPA. Meski jumlah pesertanya hanya sekitar 12 orang, namun Alhamdulillah berjalan cukup baik.
Enam bulan kemudian, target da’wah ditingkatkan untuk mengabdi kepada masyarakat dengan mengisi tausiyah singkat pada sore jum’at setiap setelah pengajian di Masjid Al-Mujahadah Sepinggan Gelik. Rasa takut dan malu adalah halangan utama bagi penulis. Namun setelah perasaan tersebut dapat terkalahkan, alhamdulullah penerimaan masyarakat sangat baik. Bahkan penulis pernah diundang untuk mengisi tausiyah diacara pengajian di desa lain. Subhanallah begitu banyaknya pertolongan Allah pada hamba yang lemah ini.
Selain itu, penulis juga melakukan lintas da’wah melalui kegiatan lest prifat. Pada waktu-waktu tertentu dalam mengajar murid-murid, sebisa mungkin disisipkan nasehat dan pengetahuan tentang agama Islam dan pengajaran Al-Qur’an.
Adapun diantara kendala dalam da’wah yang dihadapi penulis hanyalah sulitnya melewati jalan-jalan untuk datang ketempat-tempat da’wah yang dituju karena jalan umum yang ada sudah sangat parah kerusakannya, ditambah hujan dan banjir yang menyebabkan jalan menjadi becek dan berlumpur, sedangkan jika musim panas jalan menjadi berdebu dan udara menjadi kotor.
Apapun dugaan dan kepahitan yang dialami penulis sudah cukup terbalas dan terobati dengan berbagai macam pertolongan dan kasih sayang Allah terhadap penulis. Tiada kata yang terucap dari lisan penulis melainkan rasa terimakasih dan syukur yang tak terhingga. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah…
Da’wah memang bukan suatu hal yang mudah, banyak lembah dan duri yang harus dilalui tetapi sebuah harapan dan kesabaran selalu menjadi benteng diri untuk meneruskan perjalanan ini. Temajuk News Crew

Sumber: Agustinah, S.Kom.I (Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah Mohammad Natsir)


Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Temajuk Website | @Marwa Group | Temajuk Website
Copyright © 2016. Temajuk News - All Rights Reserved
Created by Temajuk Website Published by Andi Marwan, S.Sos @Marwa Group
Proudly powered by Blogger
google-site-verification: googlec926a3d83bf13330.html